Produksi awal komersial Polypropylene, terdiri dari 2 train dengan kapasitas awal 160 kilotonnes per annum (KTPA)
Rampungnya de-bottlenecking untuk meningkatkan kapasitas pabrik Polypropylene menjadi 240KTPA.
Rampungnya train 3, meningkatkan kapasitas pabrik Polypropylene menjadi 360KTPA.
Dimulainya produksi komersial Ethylene Cracker dengan kapasitas 520KTPA.
Pengembangan produk Mixed C4 secara komersial.
Temasek menguasai secara tidak langsung 30% saham PT Chandra Asri pada Januari 2006.
Penambahan unit furnace yang meningkatkan produksi Ethylene sebesar 80KTPA menjadi 600KTPA dan menambah jaringan pipa sepanjang 25km menjadi 45km.
Menguasai 100% saham SMI.
Penerbitan perdana Obligasi yang Dijamin dan Bersifat Senior sebesar US$230 juta di Februari 2010.
Penggabungan usaha PT Chandra Asri dengan PT Tri Polyta Indonesia Tbk efektif 1 Januari 2011.
Dimulainya pembangunan pabrik Butadiene pertama di Indonesia pada Agustus 2011.
Rampungnya de-bottlenecking pabrik Polypropylene pada April 2011, untuk meningkatkan kapasitas menjadi 480KTPA.
SCG Chemicals Co., Ltd. menguasai 30% saham Perseroan di September 2011.
Memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi (Syndicated Loan Facility) sebesar US$150 juta untuk pembiayaan proyek Butadiene di November 2011.
Meraih pinjaman sebesar US$220 juta dari Bangkok Bank Public Company Ltd. dan Siam Commercial Bank Public Company Ltd.
Pelunasan dan pembatalan surat utang atau Senior Secured Guaranteed Notes yang diterbitkan oleh entitas anak Perseroan, Altus Capital Pte., Ltd.
PBI memperoleh fasilitas pembebasan pajak (Tax Holiday) dari pemerintah untuk menjalankan usahanya terkait dengan pembangunan pabrik Butadiene.
Mendirikan SRI yang merupakan Usaha Patungan (joint venture) antara PBI dan Michelin, suatu bentuk kemitraan strategis di bisnis karet sintetis.
Menandatangani kontrak kerja sama EPC pembangunan fasilitas Naphtha Cracker dengan Toyo Engineering Corporation.
Rampungnya pembangunan pabrik Butadiene.
Pemegang saham menyetujui Penawaran Umum Terbatas I Saham Perseroan dengan HMETD (rights issue). Perseroan memperoleh dana sebesar US$127,9 juta dari hasil rights issue.
Memperoleh fasilitas pinjaman berjangka (Term Loan Facility) dari perbankan sebesar US$265 juta untuk pembiayaan ekspansi Cracker.
SRI menandatangani kontrak kerja sama EPC dengan Toyo Engineering Corporation dan PT Inti Karya Persada Tehnik untuk pembangunan fasilitas pabrik karet sintetis.
Penyelesaian proyek peningkatan kapasitas Naphtha Cracker menjadi 860KTPA dan Pemeliharaan Fasilitas Pabrik (TAM).
Penandatanganan perjanjian lisensi dengan Univation Technologies, untuk memakai UNIPOL Polyethylene Process untuk membangun pabrik Polyethylene baru.
Memperoleh Fasilitas Modal Kerja Tanpa Jaminan dari Kasikornbank Thailand, sebesar THB4 miliar (~US$110 juta).
Memperoleh pemeringkatan perusahaan “idA+” dari PEFINDO.
Moody’s Investors Service menaikkan pemeringkatan perusahaan dari B2 menjadi B1.
Standard & Poor’s Ratings Services merevisi prospek peringkat Perseroan dari stabil ke positif, B+.
Penandatangan Perjanjian Fasilitas Berjangka Mata Uang Tunggal sebesar US$199,800,000 untuk refinancing atas pinjaman sebesar US$265 juta.
Penawaran Umum Obligasi Chandra Asri Petrochemical I Tahun 2016 sebesar Rp500 miliar.
Penawaran Umum Terbatas II dengan HMETD (rights issue) Rp5.03 triliun.
Penerbitan Senior Unsecured Notes sebesar US$300 juta.
Pemecahan nilai nominal saham (stock split) rasio 1:5.
Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Chandra Asri Petrochemical Tahap I Tahun 2017 Rp500 miliar.
S&P merevisi outlook peringkat menjadi B+ (developing).
Moody’s menaikkan peringkat menjadi Ba3 (stable).
Fitch memberi peringkat BB- (stable).
PEFINDO menaikkan peringkat menjadi idAA- (stable).
Groundbreaking pembangunan pabrik Polyethylene baru berkapasitas 400KTA.
Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Chandra Asri Petrochemical Tahap II Tahun 2018 sebesar Rp500 miliar.
Pemilihan lisensi teknologi untuk pembangunan kompleks petrokimia kedua.
Penunjukan Toyo Engineering Corporation dan Inti Karya Persada Tehnik sebagai kontraktor EPC proyek pabrik MTBE dan Butene-1.
Menyelesaikan peningkatan kapasitas pabrik Butadiene menjadi 137KTA.
Peroleh Fasilitas Kredit Modal Kerja senilai US$120 juta dari Bank Mandiri.
Menyelesaikan pembangunan pabrik karet sintetis milik SRI berkapasitas 120KTA.
Penunjukan Lummus Technology untuk pengerjaan desain furnace cracker kompleks petrokimia kedua.
Peroleh Fasilitas Kredit Ekspor Tanpa Jaminan dari Japan Bank for International Cooperation, Nippon Export and Investment Insurance dan BNP Paribas.
Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan II Chandra Asri Petrochemical Tahap I Tahun 2018 sebesar Rp500 miliar.
Memulai inisiatif keberlanjutan, Jalan Aspal Plastik
Berkolaborasi dengan Total Solar untuk menghasilkan panel surya sebagai energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Menyetujui penggabungan bisnis antara Chandra Asri dan PT PBI.
Menyelesaikan pembangunan pabrik Polyethylene baru di Cilegon berkapasitas 400KTA.
Memulai pengoperasian Enclosed Ground Flare (EGF), teknologi suar tanpa asap dengan total investasi US$14 juta.
Pembangunan pabrik MTBE & B1 yang pertama di Indonesia untuk mendukung target Pemerintah dalam rangka mensubstitusi impor sebesar 35% hingga tahun 2022.
Membangun sistem kembar digital pertama di Indonesia di pabriknya, bekerja sama dengan Siemens dan Bentley.
Menyelesaikan penerbitan Obligasi 1 Triliun Rupiah yang telah 100% terserap secara penuh. Ini merupakan penerbitan obligasi Rupiah terbesar yang dilakukan oleh Perusahaan hingga saat ini.
Bermitra dengan Ecolab untuk mendorong peningkatan tata lingkungan Perseroan.
Mengoperasikan armada forklift bekerja sama dengan BYD; armada forklift terbesar yang pernah disuplai oleh BYD di Indonesia.
Melakukan instalasi panel surya kedua di pabrik Perseroan di Cilegon, bekerja sama dengan TotalEnergies
Melaksanakan kegiatan vaksinasi COVID-19 bagi karyawan dan masyarakat umum.
Meresmikan Industri Pengelolaan Sampah Terpadu (IPST) ASARI di Cilegon dalam rangka penerapan ekonomi sirkular melalui pemberdayaan masyarakat.
Memilih Thai Oil Public Company Limited (Thaioil) sebagai Investor Strategis untuk pengembangan dan pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi kedua yang berskala global oleh anak perusahaan PT Chandra Asri Perkasa (CAP2).
Pemecahan nilai nominal saham dari Rp200 per saham menjadi Rp50 atau dengan rasio 1:4.
Menerima skor Peringkat Risiko Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG) secara keseluruhan sebesar 17,7 dari Sustainalytics
Menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Shares Sale and Purchase Agreement atau CSPA) dan Shareholders Agreement (SHA) atas dua anak usaha milik PT Krakatau Sarana Infrastruktur (“PT KSI”), yaitu PT Krakatau Daya Listrik (“PT KDL”) dan PT Krakatau Tirta Industri (“PT KTI”).
Chandra Asri resmi memiliki 70% saham PT Krakatau Daya Listrik (“PT KDL”) dan 49% saham PT Krakatau Tirta Industri (“PT KTI”), dengan total nilai investasi Rp 3,24 Triliun.
- Menjajaki peluang kerja sama dengan Indonesia Investment Authority (INA) dan investor internasional potensial lainnya untuk berkolaborasi membangun PT Chandra Asri Alkali (CAA), pabrik klor-alkali dan etilen diklorida terintegrasi berskala dunia (pabrik CA-EDC).
Chandra Asri mengoperasikan 2 bis listrik pertama milik Mobila Anak Bangsa (MAB) untuk mengurangi emisi di sektor transportasi industri.
Bersama BRI menyediakan fasilitas pembiayaan pembelian polimer pertama di Indonesia untuk pelanggan Chandra Asri di dalam negeri
Mengumumkan Visi dan Misi baru yang mencerminkan penajaman fokus Perusahaan kedepannya
Mengubah nama perseroan dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk